Jikapenyebab kerusakan daerah aliran sungai dibiarkan, kata Toto, "Itu sangat berpotensi menjadi bencana." Dari tahun ke tahun, menurut Totok, warna air sungai di hulu Ciliwung semakin keruh. Hal itu terjadi lantaran tanah yang tergerus air langsung masuk ke sungai. Di sungai, tanah yang larut dalam air mengendap menjadi sedimentasi.
Sepertiyang diberitakan sebelumnya, hujan mengguyur kawasan Jakarta menyebabkan tinggi permukaan air Sungai Ciliwung di Pintu Air Manggarai meningkat di level 895 cm dengan status siaga dua banjir. Hingga pukul 05.00 WIB ketinggian bertambah menjadi 915 cm dengan status siaga dua. Tagar #banjir saat ini juga menjadi trending topic di Twitter.
BanjirJakarta hampir terjadi di beberapa daerah aliran sungai (DAS) antara lain Ciliwung, Cisadane, dan Pesanggrahan. Dengan demikian, pola banjir di DKI Jakarta berkaitan erat dengan faktor fisiknya. Di Jakarta sendiri, yang dialiri sekitar 13 sungai besar, beberapa sungai berhulu di Kabupaten Bogor atau sekitar puncak.
Berabadabad setelah Purnawarman, pendatang-pendatang asing mengunjungi bandar yang bernama Jakarta atau Jayakarta yang letaknya di muara Ciliwung. Kota ini seakan-akan terletak di rawa, terpisah dari teluk oleh gosong-gosong lumpur, yang pada waktu surut hanya digenangi oleh air hampir satu kaki. Dalam musim hujan, kota ini tak jarang digenangi oleh air limpahan Ciliwung atau Sungai Besar. Sedangkan, di musim kemarau, airnya sangat sedikit.
Banjirdi Tanah Rendah di Jakarta Pusat pada Selasa (6/2) Di sekitar aliran sungai di Pejaten, Jakarta Timur, banyak rumah yang sudah terendam dan sejumlah warga diungsikan. Di Kampung Melayu dan
PMOJabodetabekpunjur | 792 followers on LinkedIn. Program Synchronization | Debottlenecking | Innovation | Urban Issues | Metropolitan Jabodetabek-punjur | We are working under the Chairman of Coordination Team of Jabodetabek-punjur, Minister of Agrarian Affairs and Spatial Planning/National Land Agency, to actualize the Jabodetabek-punjur Metropolitan Area Spatial Plan through program
Foto Banjir di Kampung Melayu. (Ibnu/detikcom). Jakarta - Banjir setinggi 65-100 cm merendam permukiman warga di Kampung Melayu, Jakarta Timur. Banjir itu akibat meluapnya air di Sungai Ciliwung
0QVa3. Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Air. Salah satu syarat demi terbentuknya sebuah kehidupan. Bumi layak ditinggali oleh manusia karena ada air. Suatu daerah layak menjadi tempat tinggal karena ada air. Pegunungan memiliki tempat yang cocok untuk berkemah juga karena air. Bahkan tubuh manusia, sekitar 55-75% terdiri dari air tergantung ukuran dan berat badan. Manusia dan hampir seluruh makhluk hidup lainnya memiliki ketergantungan terhadap air. Manusia membutuhkan air untuk minum, mandi, mencuci, memasak, dan melakukan berbagai aktivitas sehari-hari lainnya. Bagaimana kondisi air yang sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup ini? Apakah eksistensi air di bumi akan terus ada atau adakah kemungkinan hilang? Bagaimana cara terbaik untuk mengkonservasi air?Sang Pencipta menciptakan air sebagai berkah untuk kesejahteraan manusia. Hakikat air adalah baik dan untuk kebaikan, namun belakangan ini sering kita jumpai bencana yang disebabkan oleh air. Beberapa permasalahan terkait air yang menjadi perhatian, antara lain banjir, berkurangnya pasokan air bersih, pencemaran sumber-sumber air, pendangkalan badan air, dan ini muncul sebagian karena faktor alam, seperti kondisi topografi dan geologi, serta iklim dan curah hujan. Namun permasalahan air lebih banyak disebabkan oleh faktor manusia yang tidak tepat dalam pemanfaatan dan pengelolaannya, sehingga dampak negatif yang dirasakan menjadi lebih besar dari yang mengenai konservasi air sejalan dengan hukum termodinamika dan kekekalan energi dimana energi tidak dapat diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan, hanya berubah dari satu bentuk ke bentuk lainnya. Sama halnya dengan air di bumi adalah berpindah dari satu bentuk ke bentuk lainnya melalui siklus hidrologi. Air laut mengalami evaporasi menjadi uap air. Uap air tersebut menggumpal menjadi awan, dan terjadi kondensasi sehingga terbentuk massa hujan. Hujan atau presipitasi turun ke permukaan, masuk ke dalam tanah, ke sungai, ke danau, atau menggelontor begitu saja menjadi yang terserap ke dalam tanah infiltrasi dan terus masuk ke lapisan dalam akuifer perkolasi akan tersimpan sebagai air tanah dalam dan inilah yang biasanya menjadi sumber air di permukaan akan kembali mengalami evaporasi atau kembali ke laut dan siklus terus melihat siklus air yang demikian, dapat diterka bahwa hanya sedikit air di bumi yang dapat kita manfaatkan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Menurut Simonds 2007, jenis air di bumi didominasi oleh air laut sebesar 97% dan hanya 3% air tawar. Dari air tawar yang sedikit itu, 69% tersimpan dalam bentuk glasier&es, dalam bentuk ground water, dan air yang ada di permukaan. Jumlah inilah yg digunakan oleh hampir seluruh manusia untuk aktivitasnya banjir, pencemaran air, intrusi air laut, dan kekeringan, sebagian besar disebabkan oleh pengelolaan air permukaan yang tidak terkendali sehingga timbul daerah kelimpahan air, daerah lainnya kekeringan sampai menimbulkan kebakaran contoh adalah kasus ibukota Jakarta yang hampir setiap tahun mengalami banjir. Sejarah mencatat bahwa banjir di Jakarta tidak hanya terjadi dalam kurun waktu 10-20 tahun terakhir dimana pembangunan dan pencemaran yang terus meningkat telah mengganggu siklus besar pertama Jakarta tercatat pada tahun 1621, lalu terjadi lagi tahun 1654, dan tahun tergolong daerah yang sangat potensial banjir. Karakter geologis di Jakarta didominasi oleh batuan yang kedap air, sehingga tanpa meluapnya rob air laut atau melimpahnya kiriman air permukaan dari Bogor, Jakarta tetap akan banjir jika curah hujan setempat Jakarta cenderung datar dengan rata-rata ketinggian 8 mdpl. Sebagian daerah, khususnya di bagian utara, ketinggian permukaannya lebih rendah dari tinggi muka air fisik ini, ditambah pembangunan yang tidak terkendali sehingga terjadi banyak alih fungsi lahan, menyebabkan dampak banjir di Jakarta menjadi semakin besar dan satu solusi mengelola sumber daya air termasuk masalah banjir agar sirkulasinya seimbang adalah dengan mengelola penampangnya, yakni DaerahAliran Sungai DAS.DAS adalah area atau kawasan dimana seluruh air hujan yang jatuh di kawasan tersebut akan mengalir ke satu sungai utama. Oleh karena itu pembagian kawasan dalam satu pulau bisa habis oleh pembagian DAS, misalnya DAS ciliwung, DAS citarum,dan yang dilalui oleh 13 sungai dan anak sungai termasuk ke dalam DAS berhulu di puncak gunung dan berhilir di muara sungai. Berdasarkan profilnya,DAS terbagi tiga menjadiupper stream, middle stream, dan down stream. Upper stream adalah area pegunungan yg konturnya berbukit dan karakteristiknya ideal untuk optimalisasi penangkapan air. Eksistensi hutan dengan pohon dan berbagai vegetasi lainnya baik untuk memperlambat laju air, selain mendukung pula untuk pencegahan erosi. Down stream adalah dataran rendah/flat, paling sesuai untuk permukiman dan pengembangan kota. Drainase yang baik akan mendukung sirkulasi air yg baik pula. Vegetasi-vegetasi di perkotaan dapat membantu tanah menyerap air. Middle stream adalah area pertengahan yg paling krusial, dsebut juga kawasan ekoton dimana karakter upper- bertemu dengan karakter down-. Penataan kawasan ekoton harus memperhatikan kepentingan dari kedua kawasan yang mengapitnya DAS di atas menjelaskan bahwa permasalahan terkait air di satu bagian tidak terlepas dari bagian lainnya. Cara mengatasi masalah banjir di Jakarta yang merupakan hilir Sungai Ciliwung down stream, juga harus memperhatikan daerah Puncak upper stream dan kota-kota yang dilaluinya middle stream. Alih fungsi lahan di daerah hulu dari fungsi hutan dan lahan pertanian ke bentuk urban dengan bangunan-bangunan dan perkerasan, telah menutupi daerah-daerah resapan air sehingga jumlah aliran permukaan run off meningkat, melebihi kapasitas daya tampung badan air sungai, danau, kanal, selokan, dan meluap sebagai banjir. Pendangkalan badan air akibat erosi dan terhambatnya aliran air oleh sampah industri dan rumah tangga juga menyebabkan dampak banjir semakin yang harus dilakukan adalah memasukkan kembali air ke dalam tanah. Dapat dilakukan dengan cara membuat sumur resapan, biopori, reboisasi, sampai rekayasa konstruksi tanah jika karakter tanah dan batuan rendah daya serap airnya, direkayasa dengan mengatur komposisi pasir-debu-liat yang ideal.Secara umum konservasi air dilakukan dengan dua cara, yaitu melalui stormwater harvesting dan rainwater harvesting dilakukan dengan "menanam" air untuk "dipanen" pada adalah dengan menggunakan pond kolam, sumur resapan, biopori, embung, dan adalah menyimpan air tersebut untuk kemudian dipanen ketika musim kemarau. Selain dipanen, stormwater harvesting juga membuat tanah lebih gembur dan mencegah penurunan muka kedua adalah denganrainwater storing, yaitu menyimpan air hujan di dalam tangki-tangki untuk digunakan secara langsung untuk keperluan banyak yang harus disimpan? Rumusnya seperti bahasa Sunda ^^” V= yang disimpan adalah koefisien run-off dikali luas atap dikali intensitas curah storing ini dilakukan untuk mengurangi kebutuhan air dan tanpa filter, air hujan ini bisa digunakan untuk menyiram tanaman, mencuci mobil, flush, cooling tower,dan air selain banjir adalah intrusi air air tanah secara berlebihan akan menyebabkan meningkatnya intrusi air air laut adalah masuknya air laut ke darat, mengisi pori-pori tanah, sehingga air tanah menjadi ini sering terjadi di kota-kota pesisir, seperti Jakarta, Cirebon, dan Semarang. Pembuatan sumur artesis dan menyedot air secara berlebihan juga dapat menyebabkan air tanah menjadi payau. Air laut memiliki densitas dan konsentrasi yang lebih tinggi dibandingkan air tanah. Massa jenis air laut 1,025 gr/cm3, sedangkan air tawar 1 gr/ dari aspek fisik, air tanah yang memiliki densitas lebih ringan, posisinya berada diatas air laut. Terdapat pembatas bidang cembung diantara keduanya. Jika air tanah terus-menerus disedot, batas tersebut akan semakin naik mendekati permukaan. Hal ini dapat dianalisis pula dari aspek kimiawi, yakni saat air tanah dan air laut yang memiliki perbedaan konsentrasi bertemu maka akan membentuk suatu lapisan permeabel. Secara perlahan akan terjadi perpindahan massa/ion dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah. Ketika air tanah diambil, lapisan permeabel ini akan naik mendekati permukaan tanah, sehingga air tanah menjadi payau. Solusinya? Memperbanyak sumur resapan untuk menampung air hujan dan gunakanlah air secara hemat Jakarta mengalami kelimpahan air yang berdampak merugikan banjir, terdapat fenomena kontras di daerah lain yang mengalami kekurangan air dan juga berdampak merugikan kekeringan, misalnya Wonosari, Yogya. Karakter air di Jakarta adalah penuh di atas permukaan, namun kering di bawah. Sebaliknya di Wonosari penuh di bawah permukaan, namun kering di atas. Masyarakat Wonosari sulit memanfaatkan air karena letaknya jauh di lapisan bawah, padahal Wonosari memiliki lapisan akuifer yang besar. Karakter geologinya berupa batuan gamping yang bolong-bolong sehingga air hujan yang jatuh langsung tergelontor ke lapisan bawah membentuk sungai bawah tanah. Tanpa survei geologi, sulit untuk memanfaatkan air hanya dengan membuat sumur-sumur blind berlawanan dialami oleh Jakarta dimana tanah dan batuannya sudah terlampau jenuh hingga sulit untuk menyerap air. Drainase yang terhambat, seperti sungai sebagai drainase alami yang mengalami pendangkalan ataupun tercemar sampah industri dan rumah tangga, serta drainase buatan lainnya selokan, kanal yang juga banyak tercemar oleh sampah, ditambah curah hujan yang tinggi, menyebabkan tingkat run-off sangat tinggi hingga menimbulkan tanah jenuh ini tidak hanya dialami oleh kota Jakarta yang didominasi oleh bangunan, tetapi juga dapat terjadi di lahan pertanian yang didominasi oleh sistem penanaman jenuh, atau dikenal juga dengan istilah saturated land /tanah mutung’, adalah sebuah kondisi saat tanah tidak lagi memiliki unsur-unsur hara seperti kondisi awalnya dan kemampuannya dalam menyerap air semakin ini berdampak pada menurunnya kualitas tanah sebagai media tanam dan fungsi konservasi air. Faktor penyebab tanah menjadi jenuh bermacam-macam. Ada yang disebabkan oleh aktivitas fisik, seperti pembangunan dan pertambangan. Ada pula yang diakibatkan oleh aktivitas kimiawi karena unsur-unsur hara yang terus-menerus diambil, misalnya kegiatan pertanian yang monoton atau hutan solusi untuk mengatasi permasalahan tanah jenuh ini adalah dengan rekayasa unsur tanah, penghijauan, biopori, atau menggilir jenis tanaman pada lahan tanah melalui bera’ juga penting agar tanah memiliki waktu untuk mengembalikan unsur-unsur haranya yang satu pelajaran menarik dari Vietnam terkait masa bera. Vietnam membanjiri lahan pertanian padi dengan air sungai. Setelah panen, Vietnam mengistirahatkan tanahnya sebelum masuk ke musim tanam berikutnya. Namun ia tidak membiarkan lahan bera begitu saja. Lahan-lahan bera tersebut dialiri dengan air sungai yang ada di sekitarnya. Kandungan mineral yang terdapat di air sungai akan terbawa ke lahan sehingga pengembalian unsur hara ke dalam tanah akan berlangsung lebih suatu kesempatan seminar, dijelaskan bahwa mengelola keberlanjutan ruang terbuka biru RTB merupakan solusi yang lebih efektif dalam mengatasi banjir daripada ruang terbuka hijau RTH. Hal ini dikarenakan RTH lebih bersifat preventif dan membutuhkan periode jangka waktu yang cukup lama sampai manfaatnya dapat dirasakan, sedangkan RTB yang merupakan badan-badan air, seperti danau, sungai, dan waduk langsung menampung air dan menahan air agar tidak lantas meluap atau tergelontor begitu saja ke tempat yang lebih fungsi penting RTB, antara lain1. menampung air,2. menurunkan suhu iklim mikro,3. habitat wildlife dan berbagai tumbuhan,4. sarana rekreasi cuma-cuma bagi warga ini bukan berarti RTB menjadi lebih penting daripada RTH, meskipun untuk tindakan responsif banjir RTB dinilai lebih efektif. Keberadaan RTH dan RTB sama-sama penting karena keduanya saling mendukung untuk konservasi air. Pemerintah kota dapat menghitung luas badan air sebagai RTB yang dibutuhkan perkotaan berdasarkan jumlah penduduk yang ada di kota tersebut. Konservasi air di perkotaan juga harus dilihat dari aspek keberlanjutan, baik itu ekologi, ekonomi, maupun sosial. Oleh karena itu, keseimbangan dalam pembangunan dan penegakkan hukum dan aturan sangatlah penting. Kita semua tentu berharap bahwa kebijakan-kebijakan yang telah dibuat dapat diterapkan secara tepat. Pengelolaan sumber daya alam dan energi vital sudah jelas aturannya dalam UUD 1945 pasal 33 ayat 3. Peraturan tentang luasan RTH ada dalam UU No. 26 Tahun 2007. Pengelolaan sumber daya air ada dalam UU No. 7 Tahun 2004. Hampir semua kebijakan yang kita butuhkan telah tertuang dalam aturan di negeri ini, namun rendahnya law enforcement tentu menjadi permasalahan tersendiri yang butuh pembahasan khusus secara lebih yang dapat kita lakukan? Paling mudah adalah memulainya dari diri sendiri dan lingkungan terdekat. Tidak membuang sampah ke badan air sungai, selokan, danau, menggunakan air secara hemat sesuai dengan kebutuhan, dan menanam pohon atau membuat lubang-lubang biopori di halaman rumah adalah langkah kecil yang dapat dilakukan oleh setiap individu. Jika kita menghitung kebutuhan air bersih per orang berdasarkan standar PU adalah sebesar 120 liter/hari, artinya kita bergantung pada ketersediaan sumber air bersih sebanyak 840 liter seminggu atau liter sebulan. Jika air bersih semakin sedikit ketersediaannya, maka air akan menjadi benda ekonomi yang semakin berharga untuk diperjualbelikan. Berapakah biaya yang harus kita keluarkan untuk memenuhi kebutuhan kita akan air? Asumsi jika kita harus membeli air seharga dengan air mineral dalam kemasan yakni Rp 4000/liter, artinya setiap orang harus mengeluarkan Rp atau Rp berharganya air. Itulah mengapa setiap individu memiliki kewajiban untuk menjaga air dan sumber-sumber air. Bukan untuk orang lain, melainkan untuk diri sendiri, keluarga, dan orang-orang terdekat yang kita miliki. Lihat Nature Selengkapnya
JAKARTA - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memprioritaskan penanganan enam lokasi rawan banjir di Sungai Ciliwung untuk mengatasi genangan yang kerap melanda Ibu Kota ketika curah hujan tinggi. "Enam lokasi prioritas penanganan yakni Kelurahan Cililitan dan Cawang di Kramat Jati, Kelurahan Rawajati dan Pengadegan di Pancoran, Kelurahan Kampung Melayu dan Bidara Cina di Jatinegara," kata Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono saat ditemui di Jakarta Selatan, Senin 8/5/2023. Heru menyatakan, prioritas penanganan dan lokasi titik rawan banjir di Sungai Ciliwung berdasarkan data dari Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane BBWSCC Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat PUPR yang kini sedang melakukan pembebasan lahan. Dia menambahkan, ada beberapa hal yang masih menjadi kendala dalam pembebasan lahan, yakni warga kehilangan surat tanah, sehingga diarahkan untuk membuat surat pengakuan hak SPH untuk kepemilikan tanah yang belum bersertifikat. Adapun warga yang terkena pembebasan tanah juga wajib melaporkan ke pihak kepolisian agar bisa segera diproses sesuai landasan hukum yang berlaku. "Ada lagi permasalahan luas di Pajak Bumi dan Bangunan PBB tetapi yang tercantum di lapangan lebih besar itu pun ada surat yang hilang," tambahnya. Untuk menangani hal itu, menurut Heru, pihaknya mendahulukan permasalahan yang lebih mudah terlebih dahulu dalam waktu dekat. Sementara itu, Kepala Dinas Sumber Daya Air SDA Yusmada Faizal memastikan pihaknya akan terus bekerjasama dan berkoordinasi dengan Kantor Pertanahan Badan Pertanahan Nasional BPN dan BBWSCC. "Persoalan-persoalan tersebut tadi sudah disampaikan dan ini sedang berproses untuk diselesaikan," ujar Yusmada saat mendampingi Heru. Yusmada menyebutkan, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah menyiapkan anggaran sekitar Rp470 miliaran untuk penanganan pembebasan lahan. "Kita minta kalau persyaratan administrasi sudah terpenuhi ya kita bayar. Anggaran kan sudah siap sampai akhir tahun," tutupnya. Seorang warga RW 07 Kelurahan Rawajati, Pancoran bernama Sari menyatakan sejumlah warga telah menerima bayaran ganti rugi yang terbilang di atas Nilai Jual Objek Pajak NJOP yakni sekitar Rp8 juta hingga Rp10 juta per meter. "Total 62 bidang tanah terdiri dari 43 bidang sudah bersertifikat, satu tanah wakaf dan 18 non sertifikat," ujar Sari. Dia merinci, ada 42 rumah yang sudah bersertifikat dan sudah dibayar ganti ruginya. Kemudian, satu rumah bersertifikat dan 18 rumah belum bersertifikat yang sedang diperjuangkan mengenai ganti rugi pembebasan lahan. sumber Antara
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Menurut Asdak 1995, Daerah Aliran Sungai DAS merupakan daerah yang dibatasi oleh punggung-punggung gunung dimana air hujan yang jatuh pada daerah tersebut akan ditampung oleh punggung gunung tersebut akan dialirkan melalui sungai-sungai kecil menuju aliran sungai utama. Berdasarkan PP No. 37 tentang pengelolaan DAS, Daerah Aliran Sungai juga meliputi wilayah daratan yang merupakan satu kesatuan dengan sungai utama dan sungai-sungai kecil yang berfungsi untuk menampung dan mengalirkan air hujan menuju danau atau DAS memiliki karakteristik topografi, hidrologi, dan iklim yang beraneka ragam. Berbagai karakteristik tanah dan aktivitasnya juga berkaitan dengan erosi pada DAS. Oleh karena itu salah satu elemen yang berperan penting dalam pengelolaan DAS adalah kelakuan tanah dan dinamika airnya. Karena karakteristiknya yang beragam, perlu dilakukan pengelolaan DAS yang tepat sehingga berbagai kerusakan seperti erosi di daerah aliran sungai dapat dihindarkan. Ciliwung merupakan sungai yang terletak mengalir di wilayah DKI Jakarta, Kabupaten Bogor, Kota Bogor, Kota Depok, Bekasi, dan sekitarnya. Ciliwung tercatat memiliki panjang aliran utamanya mencapai 120 kilometer, sementara daerah tangkapan airnya aliran sungai seluas 387 km persegi. Daerah Aliran Sungai DAS Ciliwung memiliki nilai sangat strategis karena melintasi dua provinsi yaitu Jawa Barat dan DKI Jakarta, namun karena pesatnya kegiatan pembangunan di kedua provinsi tersebut, menyebabkan perubahan dan pengelolaan penggunaan lahan yang tidak tepat. DAS Ciliwung kini menjadi sorotan banyak pihak dan sering dikaitkan dengan terjadinya banjir di Jakarta, bahkan tingkat kerugian dari banjir tersebut cenderung meningkat setiap tahunnya. Banjir terjadi karena perubahan dan pengelolaan penggunaan lahan yang tidak tepat ditambah dengan curah hujan tinggi yang tidak mampu diserap oleh tanah karena sistem drainase yang buruk sehingga tidak mampu menampung kelebihan limpasan air. Cakupan ilmu tanah yang luas, bahkan berkaitan dengan erosi dan konsekuensi sedimentasinya maupun dengan dinamika air, membuatnya berperan penting dalam menunjang pengelolaan DAS, sehingga mungkin dapat dikatakan bahwa ilmu tanah harus menjadi salah satu pemeran utama dalam mengelola DAS khususnya DAS Ciliwung yang sedang kami bahas kali ini pembangunan di Daerah Aliran Sungai DAS Ciliwung membuat lahan pertanian di sekitar aliran sungai semakin berkurang. Hal ini diakibatkan oleh pembangunan lahan-lahan pertanian menjadi pemukiman warga. Tentu saja pembangunan tersebut akan berakibat pada berkurangnya resapan air. Apabila daerah resapan berkurang, maka bencana banjir akan mengancam daerah sekitar Sungai Ciliwung. Selain itu, alih fungsi lahan pertanian juga akan menurunkan luas lahan garapan juga menyebabkan gangguan keseimbangan hidrologi DAS yang ditandai dengan perbedaan debit air sungai yang sangat tinggi antara musim penghujan dan musim debit air sungai pada musim penghujan dan penurunan debit air sungai pada musim kemarau berpengaruh terhadap ketersediaan air irigasi yang selanjutnya berpengaruh terhadap luas lahan dan produktivitas usahatani yang menggunakan sistem irigasi. Peranan DAS sebagai sumber air dapat dilihat dari dua sudut pandangan, yaitu menyediakan air dengan panen air water harvesting dan dengan menjamin penghasilan air water yield. Jumlah air yang dapat dipanen tergantung pada jumlah aliran permukaan runoff yang dapat ditampung. Jumlah air yang dapat dihasilkan tergantung pada debit air tanah. Untuk meningkatkan peranan air infiltrasi dan perkolasi harus dicegah, sedang untuk meningkatkan penghasilan air kedua proses ini justru harus dilancarkan. Penghasilan air menjadi asa pengembangan sumber air di kawasan beriklim basah, karena panenan air membawa risiko besar peningkatan erosi dan memerlukan cekungan tambat yang terlalu luas sehingga tidak praktis dan memboroskan sumber air dengan pemanenan air dikhususkan untuk kawasan beriklim setengah kering atau kering. Di sini risiko erosi kecil atau terbatas dan juga karena jumlah air terbatas maka kalau diresapkan ke dalam tanah akan terbuang percuma karena tidak akan dapat mencapai tempat simpanan air tanah yang biasanya terletak dalam sekali. Sumber Persoalan DAS Ciliwung bukan hanya berfokus pada pengendalian air melainkan harus ada penopang agar curah air di sungai tersebut tidak meluap. Setidaknya, penanaman pohon di kawasan sungai tersebut diperbanyak untuk memperkuat daya serap aliran air. Selain itu pemerintah setempat tengah merencanakan pembangunan sumur resapan dan sumur injeksi untuk mengurangi risiko banjir di kawasan tersebut. 1 2 Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
banjir terjadi di daerah jakarta yang dialiri sungai ciliwung